[Opinion Article] Mengulas Keberagaman dan Inklusivitas dalam Pra- KTT Y20 ke-4 di Manokwari 2022
Keberagaman dan inklusi menjadi tema pelaksanaan side event Y20, yakni Pra-KTT ke-4 Y20 yang dilaksanakan di Manokwari, Papua Barat. Rangkaian kegiatan berlangsung sejak 17–19 Juni 2022, dilanjutkan dengan KTT Y20 tanggal 17–24 Juli mendatang yang akan dilaksanakan di Jakarta dan Bandung. Tema ini menggambarkan bagaimana ketidaksetaraan mempengaruhi seluruh aspek populasi manusia, termasuk kelompok rentan dan pemuda. Banyak sekali gerakan yang disebut seperti Black Lives Matter, #MeToo, dan protes perubahan iklim baru-baru ini. Tujuannya, generasi muda berani bersuara, mengadvokasikan keberagaman dan inklusi. Dalam rangka mengurangi ketidaksetaraan, ancaman sosial, ekonomi, dan politik (Y20 Committee, 2022). Dengan harapan, pertemuan G20 nantinya akan menuntaskan masalah akar rumput dari ketidaksetaraan tersebut.
Side event ke-4 Y20 ini melibatkan peserta lokal, delegasi internasional, dan pengamat dari salah 1 teman disabilitas. Dalam event tersebut, peserta dan delegasi akan mendiskusikan berbagai latar belakang isu, tantangan, hambatan, dan mengusulkan rekomendasi kebijakan untuk dibawa dalam KTT Y20 nanti. Pertama, pendidikan inklusif yang tersebar merata dan mudah diakses bagi siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Kedua, ekonomi kreatif yang menjadi wadah agar pemuda bisa memaksimalkan kreativitas, gagasan, dan inovasi untuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Narasumber yang dilibatkan berasal dari instansi pemerintahan, aktivis, hingga delegasi terpilih perwakilan Indonesia untuk KTT Y20 2022. Akan tetapi, perwujudan keberagaman dan inklusi itu sendiri masih kurang terasa dalam pelaksanaannya.
Manokwari dipilih menjadi tempat pelaksanaan kegiatan, karena selain merupakan ibukota provinsi, Manokwari juga dikenal sebagai kota Injil. Hal ini mengingat sejarah 2 misionaris asal Jerman yakni Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler membawa Injil masuk ke Papua pada 5 Februari 1855 (Joumilena, 2022). Sejarah pulau Mansinam, yang sekaligus menjadi tempat peristirahatan terakhir kedua misionaris tersebut, mencerminkan makna keberagaman yang diangkat dalam side event Y20. Namun, salah satu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Mansinam, adalah penanaman pohon Matoa, di sekitar pulau. Dilanjutkan dengan pelepasan anak penyu, dan penanaman terumbu karang di pulau Lemon. Rasanya makna pelestarian lingkungan hidup lebih tepat disematkan, daripada keberagaman. Awalnya, antusiasme partisipan meningkat karena akan berkunjung ke situs warisan Gerejawi dari peninggalan Ottow dan Geissler. Terutama karena memperkenalkan bahwa di Papua Barat, menjunjung tinggi toleransi umat beragama, sebagaimana juga turunan dari pengajaran Ottow dan Geissler akan alkitab.
Sangat disayangkan, penulis sebagai peserta lokal melihat langsung dari semua peserta acara, hanya ada 1 orang pemuda disabilitas yang terlibat. Peserta lokal sejumlah 55 orang, mayoritas berasal dari Sorong dan Manokwari, sisanya dari Maluku, Sulawesi, dan Jawa. Tidak ada peserta yang datang dari daerah 3T, diantara 13 kabupaten/kota di Papua Barat. Dengan menjunjung tema inklusivitas, tentunya keterlibatan pemuda yang dimaksud, sasarannya harus lebih jelas. Bukan inklusif artinya jika yang terlibat hanya pemuda secara umum, dan tidak ada keterwakilan dari kelompok rentan seperti pemuda dengan HIV/AIDS, disabilitas fisik atau mental, LGBTQ, dan pemuda dari pelosok. Sementara itu, dalam publikasi berupa jurnal dan artikel, pemuda yang dimaksud Y20 adalah seluruh pemuda di dunia tanpa terkecuali. Hasil rekomendasi kebijakan pada Town Hall Meeting juga kurang inklusif, karena hanya berdasarkan perspektif umum. Rasanya akan lebih inklusif jika dalam rekomendasi kebijakan tersebut, ada kontribusi dari kelompok-kelompok pemuda yang termarjinalkan. Dengan demikian diharapkan bahwa para delegasi Indonesia untuk KTT Y20 2022 bisa menambahkan kekurangan dari sejumlah rekomendasi kebijakan yang diusulkan partisipan lokal. Tentu, dengan melihat dari berbagai sudut pandang demi mewujudkan keberagaman dan inklusivitas agar tujuan awal untuk mengatasi ketidaksetaraan dalam keterlibatan pemuda bisa dimulai dengan tidak mendiskriminasi siapapun.
Referensi:
Y20 Committee, 2022. “Diversity & Inclusion”, dalam Y20 2022 White Paper. Y20 Indonesia.
Joumilena, Eveerth, 2022. “167 Tahun Injil Masuk Tanah Papua Sejak 1855–2022, Inilah Riwayat Hidup Misionaris Ottow dan Geissler”. Portal Papua [daring]. Dalam https://portalpapua.pikiran-rakyat.com/internasional/amp/pr-1303658992/167-tahun-injil-masuk-tanah-papua-sejak-1855-2022-inilah-riwayat-hidup-misionaris-ottow-dan-geissler [diakses pada 15 Juli]