[News Articles] Flow of our World: About the Uncertainty

FPCI Airlangga
8 min readOct 5, 2023

Prancis menarik duta dan pasukannya dari Niger: Bagaimana Nasib Masyarakat Sipil?

Arya Ahmad Afani

Macron mengumumkan akan menarik duta besar dan beberapa diplomat serta mengakhiri kerja sama militer dengan Niger (24/9). Prancis akan menarik 1500 pasukannya secara bertahap dengan penarikan penuh sebelum akhir tahun. Prancis mendapat tekanan dari pemerintah junta militer dan masyarakat Niger yang melakukan demonstrasi di ibukota Niamey untuk menuntut ditariknya pasukan Prancis. Hal ini bukan pertama kalinya Prancis menarik pasukannya dari kawasan Sahel. Pada Agustus tahun lalu, Prancis telah menarik seluruh pasukannya dari Mali. Tren tersebut berlanjut di Burkina Faso pada Januari kemarin, di mana Prancis diberikan waktu satu bulan untuk menarik pasukannya.

Salah satu alasan utama Prancis menempatkan pasukannya di kawasan Sahel adalah untuk mengatasi terorisme. Negara kawasan Sahel secara konsisten tergolong negara dengan indeks kerentanan tinggi. Rekonfigurasi kelompok terorisme yang menghasilkan dua kelompok besar Islamic State in the Sahil Province dan Jama’at Nusrat al-Islam wal Muslimeen menjadi kekhawatiran tersendiri terhadap kestabilan kawasan Sahel. Kawasan Sahel mengalami 70% peningkatan jumlah korban yang disebabkan oleh kekerasan terorisisme pada 2021–2022. Selain itu, kawasan Sahel juga menyumbang 43% total kematian dari aksi terorisme. Terlebih, kedatangan kelompok tentara bayaran Wagner Rusia dalam mengatasi terorisme juga berpotensi untuk memperparah kondisi masyarakat sipil, mengingat kelompok Wagner cenderung mengabaikan prinsip HAM dan hukum internasional dalam menjalankan aksinya.

Referensi

Al Jazeera (2023) France to withdraw ambassador, troops from Niger after coup, News | Al Jazeera. Available at: https://www.aljazeera.com/news/2023/9/24/france-to-withdraw-ambassador-troops-from-niger-after-coup-macron (Accessed: 01 October 2023).

CFR (2023) Violent extremism in the sahel | global conflict tracker, Council on Foreign Relations. Available at: https://www.cfr.org/global-conflict-tracker/conflict/violent-extremism-sahel#Concerns-1 (Accessed: 01 October 2023).

Fragile States Index (2023) The Fund For Peace. Available at: https://fragilestatesindex.org/global-data/ (Accessed: 01 October 2023).

ICWA (2023) Indian Council of World Affairs, Violent Extremism in Western Sahel — Indian Council of World Affairs (Government of India). Available at: https://www.icwa.in/show_content.php?lang=1&level=3&ls_id=9739&lid=6233 (Accessed: 01 October 2023).

Larangan Impor Gandum dan Keretakan Hubungan Polandia-Ukraina

Muhammad Farhan Pratomo

Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki mengatakan pada Kamis (21/09) bahwa Polandia tidak akan lagi mengirim bantuan senjata ke Ukraina. Keputusan ini diambil setelah terjadinya konflik diantara negara-negara Eropa Timur mengenai larangan impor gandum Ukraina. Sebelumnya, menyusul invasi Rusia ke Ukraina beberapa negara Eropa Timur yang tergabung dalam Uni Eropa telah membuka rute impor produk agrikultur Ukraina melalui negara-negara Eropa Timur. Pembukaan akses pasar Eropa bagi Ukraina dilakukan untuk mengatasi blokade laut Rusia yang telah menghalangi akses terhadap pelabuhan-pelabuhan utama di Laut Hitam. Hal ini menyebabkan banjirnya produk pertanian Ukraina di pasar Eropa Timur yang mengancam produk petani lokal. Kondisi ini telah menyebabkan rendahnya harga gandum dalam negeri yang berimbas pada kerugian petani lokal di daerah pedesaan.

Keretakan hubungan ini terjadi di tengah momentum serangan balik Ukraina. Polandia telah menegaskan bahwa Ukraina harus lebih bersyukur atas dukungan dan bantuan yang diterima. Polandia telah menjadi salah satu kontributor terbesar Ukraina dalam pemberian senjata dan evakuasi pengungsi. Menurut beberapa analis, keretakan hubungan ini telah menyebabkan tensi politik yang memanas antara Ukraina dan negara-negara Eropa Timur lainnya, khususnya Polandia. Lebih lanjut, hal ini juga menyebabkan keberlanjutan aliansi dengan Ukraina berada dalam ketidakpastian. Selain itu, diskursus mengenai ‘kelelahan Ukraina’ semakin meningkat di negara Barat.

Referensi:

European Council on Foreign Relations. (2023, September 21). Rifts and Realities: The Strained Bond Between Poland and Ukraine. https://ecfr.eu/article/rifts-and-realities-the-strained-bond-between-poland-and-ukraine/

The Guardian. (2023, September 21). Poland to Stop Ukraine Weapons Supply in Grain Exports Dispute. https://www.theguardian.com/world/2023/sep/21/poland-stop-ukraine-weapons-supply-grain-exports-dispute

Le Monde. (2023, September 22). From Grain Exports to Arms Shipments: Understanding the Tensions Between Poland and Ukraine. https://www.lemonde.fr/en/international/article/2023/09/22/from-grain-exports-to-arms-shipments-understanding-the-tensions-between-poland-and-ukraine_6138490_4.html

Pemilu Slovakia: Antara Timur dan Barat, Negara Ini Akan Berdiri di Kubu Mana?

Bima Putra Nur Firdaus

Pemilu di Slovakia yang berlangsung pada hari Sabtu merupakan pertarungan sengit antara dua kandidat utama yaitu, mantan Perdana Menteri Robert Fico yang Pro Rusia dan kelompok liberal pro-Barat. Pemilu ini memegang arti penting bagi masa depan negara ini dan juga hubungannya dengan Uni Eropa, Rusia serta Ukraina.

Hasil dari pemilihan ini akan memberikan dampak signifikan terhadap arah kebijakan luar negeri Slovakia. Robert Fico mengunggah sebuah video di Facebook dan mengatakan bahwa ia berharap “akal sehat” akan menang dalam pemilu “sehingga mereka tidak menyeret kita ke dalam petualangan, entah itu migrasi atau militer”. Sebuah pemerintahan yang dipimpin oleh Fico berarti Slovakia bergabung dengan Hungaria dalam menentang Uni Eropa dalam mendukung Ukraina, Hal ini juga akan memperkuat sekelompok negara bekas komunis di bagian timur yang pemerintahannya secara terbuka memusuhi liberalisme.

Di sisi lain, jika kelompok liberal pro-Barat, yang dipimpin oleh Progressive Slovakia (PS), memenangkan pemilihan, maka Slovakia akan tetap mempertahankan dukungannya terhadap Ukraina dan akan menjalankan kebijakan luar negeri yang lebih sejalan dengan nilai-nilai liberal Eropa Barat. Hal ini akan mempertahankan kohesi UE dalam mendukung Ukraina dan memperkuat Slovakia sebagai anggota yang mendukung agenda-agenda seperti pemungutan suara mayoritas dalam UE, kebijakan hijau, dan hak-hak LGBTQ+.

Refrensi:
Reuters. (2023, September 30). Slovaks choose between pro-Russian ex-PM Fico and pro-Western liberals. Reuters. Retrieved September 30, 2023, from https://www.reuters.com/world/europe/slovaks-choose-between-pro-russian-ex-pm-fico-pro-western-liberals-2023-09-29/

Euronews. (2023, September 30). All you need to know about Slovakia’s parliamentary election. Euronews. Retrieved September 30, 2023, from https://www.reuters.com/world/europe/slovaks-choose-between-pro-russian-ex-pm-fico-pro-western-liberals-2023-09-29/

Ratusan Ribu Pengungsi di Armenia Imbas Serangan Azerbaijan

Irfan Ahmad Yasin

Militer Azerbaijan melancarkan serangan guna mengambil alih wilayah Nagorno-Karabakh yang dikuasai oleh separatis Armenia selama beberapa dekade. Serangan ini mengakibatkan sekitar 120 ribu warga Armenia yang mendiami Karabakh mulai hijrah ke Armenia. Banyak dari pengungsi yang kelaparan, haus dan butuh bantuan secepatnya, sebagaimana pernyataan dari UNHCR. Gelompang pengungsi lainnya diperkirakan akan menyusul selepas terjebak macet selama berjam-jam di perbatasan. Sengketa wilayah kedua negara ini sudah berlangsung selama puluhan tahun. Nagorno-Karabakh diakui secara internasional termasuk wilayah dari Azerbaijan. Masalahnya adalah sebagian penduduk wilayah tersebut merupakan etnis Armenia. Adanya warga memilih untuk eksodus karena takut dianiaya dan beresiko terjadi pembantaian etnis meski Azerbaijan telah menjanjikan keamanan.

UNHCR menyatakan bantuan internasional sangat dibutuhkan untuk kondisi saat ini. Sementara itu Italia menyebutkan Armenia sudah meminta Uni Eropa agar menyediakan tempat penampungan sementara dengan pasokan medis sebagai upaya penanganan para pengungsi. Kejadian ini mengundang PBB untuk melakukan kunjungan ke Nagaro-Karabakh pada akhir pekan. Kunjungan ini akan menjadi kali pertama setelah hampir 30 tahun terakhir. PBB akan mengidentifikasi kebutuhan kemanusiaan bagi mereka yang masih menetap dan juga yang mengungsi. mereka berfokus pada bidang kemanusiaan dan isu-isu perlindungan. Selain itu, mereka juga akan memeriksa perbaikan infrastruktur tertentu, perlucutan senjata, serta penyitaan amunisi dari angkatan bersenjata ilegal Armenia.

Referensi:
CNN Indonesia (2023) 100 Ribu Warga Mengungsi ke Armenia Usai Dibombardir Azerbaijan. Available at: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20231001032253-134-1005659/100-ribu-warga-mengungsi-ke-armenia-usai-dibombardir-azerbaijan (Accessed: 01 October 2023).

medcom.id (2023) Pertama dalam Hampir 30 Tahun, PBB Akan Kunjungi Nagorno-Karabakh. Available at: https://www.medcom.id/internasional/eropa-amerika/4KZ1DJrk-pertama-dalam-hampir-30-tahun-pbb-akan-kunjungi-nagorno-karabakh (Accessed: 01 October 2023).

Moldova Bergabung dengan EU Civil Protection Mechanism, Memperkuat Respons Bencana dan Solidaritas

Rayhan Amadheya Totokusumo

Moldova telah resmi menjadi Negara yang Berpartisipasi dalam EU Civil Protection Mechanism. Perjanjian tersebut ditandatangani di tanggal 29 September 2023 antara Uni Eropa dan Moldova. Perkembangan ini, yang menunggu ratifikasi oleh Moldova, akan diterapkan sementara hingga berlaku penuh pada 1 Januari 2024.

EU Civil Protection Mechanism bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara negara-negara EU dan sepuluh negara partisipan lain, termasuk Ukraina dan Moldova, dengan fokus pada perlindungan sipil untuk meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons bencana. Ketika keadaan darurat melampaui kapasitas tanggap suatu negara, negara tersebut dapat meminta bantuan melalui mekanisme ini.

Janez Lenarčič, Komisaris Manajemen Krisis, dengan hangat menyambut kedatangan Moldova dengan mengeluarkan pernyataan yang menekankan ketahanan mereka selama serangan Rusia terhadap Ukraina dan bantuan signifikan yang mereka berikan kepada pengungsi Ukraina di Moldova yang telah mencapai angka di atas 100 ribu orang. EU membalasnya dengan menawarkan dukungan kepada Moldova, termasuk mengerahkan pembangkit listrik dan memberikan bantuan kemanusiaan sebesar €48 juta.

Sebagai anggota penuh EU Civil Protection Mechanism, Moldova tidak hanya akan menerima bantuan langsung namun juga dapat memberikan bantuan kepada negara-negara lain yang terkena dampak, sehingga memperkuat respons krisis yang lebih terkoordinasi di Eropa dan sekitarnya. Perkembangan ini mencerminkan komitmen UE terhadap solidaritas dan manajemen bencana yang kooperatif.

Referensi

EU NEIGHBOURSEAST (2023) EU Civil Protection Mechanism: EU and Moldova Sign Agreement for Moldova to become a participating state. Tersedia di: https://euneighbourseast.eu/news/latest-news/eu-civil-protection-mechanism-eu-and-moldova-sign-agreement-for-moldova-to-become-a-participating-state/ (Diakses: 01 Oktober 2023).

European Comission (2023) Moldova joins the EU Civil Protection Mechanism, European Civil Protection and Humanitarian Aid Operations. Tersedia di: https://civil-protection-humanitarian-aid.ec.europa.eu/news-stories/news/moldova-joins-eu-civil-protection-mechanism-2023-09-29_en (Diakses: 01 Oktober 2023).

Isu Imigrasi menjadi Alasan di balik Peningkatan Kontrol Perbatasan Jerman

Yajna Paramitha Amanda Devi

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyatakan bahwa jumlah pengungsi yang berusaha mencapai Jerman saat ini terlalu tinggi dan lebih dari 70% dari seluruh kedatangan belum didaftarkan, meskipun sebagian besar pengungsi pernah bermukim di negara Eropa lainnya. Jumlah kedatangan pengungsi tercatat jauh meleset dari perkiraan pemerintah Jerman sebelumnya sehingga saat ini situasi dan ketersediaan pemerintah dalam menampung pengungsi saat ini belum memadai.

Dalam menghadapi permasalahan ini, tentu pemerintah Jerman telah menambah kapasitas fasilitas pengungsi yang tersebar di gereja, gedung bekas rumah sakit kesehatan jiwa, hingga gedung bekas bandara. Namun, Jerman pun menyusun sistem untuk meningkatkan kontrol perbatasan dengan negara tetangga seperti juga telah melakukan aksi preventif yaitu bekerja sama dengan Polandia dan Ceko. Scholz pun menyatakan bahwa Warsaw telah diminta oleh Berlin agar visa tidak dijual untuk memudahkan akses pengungsi untuk masuk ke Jerman. Kemudian, polisi telah diberi mandat untuk melakukan pemeriksaan tambahan di sepanjang rute penyelundupan di perbatasan dengan Polandia dan Republik Ceko.

Upaya preventif tersebut perlu dilakukan karena Jerman memandang bahwa rute Schengen yang menerapkan common visa area akan menjadi celah bagi pengungsi yang menyelundup. Lantas, berangkat dari kasus ini, Jerman pun siap untuk menyetujui peraturan migrasi di seluruh Uni Eropa.

Referensi

AP News. (2023, September 28). Shelters for migrants are filling up across Germany as attitudes toward the newcomers harden. AP News. Retrieved October 1, 2023, from https://apnews.com/article/germany-migration-asylum-housing-22372cf1e5ece2e55c5f2e6c9d10e594

CNN. (2023, September 27). Germany ramps up border controls with Poland and Czech Republic to ‘limit human trafficking’. CNN. Retrieved October 1, 2023, from https://edition.cnn.com/2023/09/27/europe/germany-border-controls-migration-debate-intl/index.html

DW. (2023, October 30). Germany: Scholz says refugee number ‘too high at the moment’. DW. Retrieved October 1, 2023, from https://www.dw.com/en/germany-scholz-says-refugee-number-too-high-at-the-moment/a-66969033

--

--

FPCI Airlangga

FPCI Chapter Universitas Airlangga is a Non-Profit and Political Free Organization Focusing Youth Movement on Foreign Policy and International Relation Matters.