[News Article] Ketertarikan Arab Saudi untuk Bergabung BRICS: Ancaman Terhadap Petrodolar?
Arya Ahmad Afani — FPCI Chapter Universitas Airlangga
Dalam kunjungannya ke Riyadh, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyatakan bahwa Arab Saudi telah menunjukan ketertarikannya untuk bergabung dengan BRICS. Hal ini merupakan langkah yang cukup signifikan mengingat Arab Saudi dan OPEC+ baru saja mengurangi produksi minyaknya di 2 juta barel per hari. Merespons hal tersebut, Biden mengingatkan bahwa akan ada “konsekuensi” akibat pengurangan produksi tersebut. Selain itu, laporan yang dirilis atas persetujuan Bidan mengenai pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi atas perintah Sultan Mohammed Bin Salman (MBS) membuat kedua hubungan negara semakin renggang. Melalui tindakan tersebut, Arab Saudi semakin mendekatkan dirinya dengan negara Timur seperti Tiongkok dan Rusia.
BRICS merupakan blok ekonomi yang beranggotakan lima negara besar dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. BRICS yang beranggotakan Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan mencakup 41% populasi dunia, 24% GDP, dan 16% perdagangan dunia. BRICS sering kali dilihat sebagai saingan dari negara G7 yang merepresentasikan negara maju dengan nilai-nilai Barat. Hal tersebut disebabkan oleh adanya tendensi revisionis dari beberapa negara BRICS dan prospek pertumbuhan ekonomi yang diprediksi akan melampaui G7 pada 2032. BRICS saat ini sedang mengeksplorasi pendirian cadangan mata uang untuk melawan hegemoni dolar AS dan Special Drawing Rights dari IMF.
Dalam kegiatan ekonominya, negara BRICS memiliki konsumsi minyak yang cukup besar untuk menopang pertumbuhan ekonominya. Tiongkok merupakan pengimpor bahan kimia dan minyak terbesar dari Arab Saudi. Arab Saudi merupakan supplier minyak terbesar Tiongkok, mencakup 18% total impor minyak mentah Tiongkok. Arab Saudi juga merupakan supplier minyak ketiga terbesar setelah Rusia dan Irak bagi India, mencakup 16% dari total impor minyak mentah India. Pada 2021, Arab Saudi merupakan supplier minyak terbesar bagi Brazil, mencakup 35% dari total impor minyak mentah Brazil. Ketiga negara ini tentu penting bagi industri perminyakan Arab Saudi, mengingat Tiongkok, India, dan Brazil menempati peringkat dua, tiga, dan delapan dalam konsumsi minyak dunia.
Bergabungnya Arab Saudi ke dalam BRICS berpotensi untuk mengancam hegemoni dolar AS. Perjanjian Bilateral Currency Swap Agreement yang umum digunakan negara BRICS merupakan salah satu mekanisme untuk mengurangi pengaruh dolar AS. AS akan kehilangan keuntungan 7 triliun dolar AS dari mekanisme petrodollar recycling jika Arab Saudi menyepakati perjanjian tersebut. Selain itu, Putin telah mendeklarasikan pembentukan mata uang BRICS untuk meningkatkan otonomi sistem finansial internasional. Mata uang BRICS berfungsi sebagai keranjang penyimpanan mata uang negara anggota BRICS dan bahkan berpotensi untuk di-peg dengan nilai emas agar lebih stabil. Dengan demikian, keanggotaan Arab Saudi dalam BRICS memiliki implikasi yang besar terutama terhadap rezim finansial internasional.
Referensi
Bag, Sauradeep, 2022. “BRICS’ reserve currency: An attempt to reduce the dollar’s dominance?” [Online]. Dalam https://www.orfonline.org/expert-speak/brics-reserve-currency/ [diakses pada 12 Desember 2022].
Rangdal, Ritika, 2022. “Saudi Arabia: The Foundation of BRICS Currency” [Online]. Dalam https://timesofindia.indiatimes.com/readersblog/blogthoughts/saudi-arabia-the-foundation-of-brics-currency-47508/ [diakses pada 12 Desember 2022].
World Population Review, 2022. “Oil Consumption by Country 2022” [Online]. Dalam https://worldpopulationreview.com/country-rankings/oil-consumption-by-country [diakses pada 12 Desember 2022].
Xinhua, 2022. “Russia becomes India’s biggest oil supplier in October: local media” [Online]. Dalam https://english.news.cn/europe/20221106/879253721ed4490bb576649492121bd3/c.html [diakses pada 12 Desember 2022].
Alves, Bruna, 2022. “Crude oil import share in Brazil 2021, by country of origin” [Online]. Dalam https://www.statista.com/statistics/1153940/brazil-import-value-share-crude-oil-origin/ [diakses pada 12 Desember 2022].
Reuters, 2022. “Factbox: Saudi-China energy, trade and investment ties” [Online]. Dalam https://www.reuters.com/world/saudi-china-energy-trade-investment-ties-2022-12-06/ [diakses pada 12 Desember 2022].
Figueroa, William. 2022. “Xi Jinping’s Trip to Riyadh Is About More Than Saudi-US Relations” [Online]. Dalam https://thediplomat.com/2022/12/xi-jinpings-trip-to-riyadh-is-about-more-than-saudi-us-relations/ [diakses pada 12 Desember 2022].
BRICS, 2022. “Evolution of BRICS” [Online]. Dalam https://brics2021.gov.in/about-brics [diakses pada 12 Desember 2022].
Chaudhury, Dipanjan Roy, 2022. “Saudi Arabia wants to join BRICS, says South African president Cyril Ramaphosa” [Online]. Dalam https://economictimes.indiatimes.com/news/international/saudi-arabia/saudi-arabia-wants-to-join-brics-says-south-african-president-cyril-ramaphosa/articleshow/94990258.cms [diakses pada 12 Desember 2022].
Turak, Natasha, 2022. “Biden threatens ‘consequences’ for Saudi Arabia after OPEC cut, but his options are limited”. [Online]. Dalam https://www.cnbc.com/2022/10/12/biden-threatens-consequences-for-saudi-arabia-after-opec-cut.html [diakses pada 12 Desember 2022].
Financial Times, 2022. “Joe Biden warns of ‘consequences’ for Saudi Arabia after oil production cuts” [Online]. Dalam https://www.ft.com/content/1a5cfd12-a202-4242-b0ad-bed56f377142 [diakses pada 12 Desember 2022].
Pazzanese, Christina, 2021. “Biden may regret releasing report on Khashoggi murder” [Online]. Dalam https://news.harvard.edu/gazette/story/2021/02/biden-may-regret-releasing-report-on-khashoggi-murder-says-expert/ [diakses pada 12 Desember 2022].
Vishnoi, Anubhuti, 2022. “Government may revisit GST hike on scientific equipment” [Online]. Dalam https://economictimes.indiatimes.com/news/economy/policy/government-may-revisit-gst-hike-on-scientific-equipment/articleshow/96155660.cms [diakses pada 12 Desember 2022].