[News Articles]

FPCI Airlangga
8 min readSep 20, 2023

Pertemuan Putin-Kim Jong-un dan Dilema Para Pariah

- Muhammad Farhan Pratomo

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara. Kim Jong-un melakukan pertemuan tingkat tinggi di Kosmodrom Vostochny, Amur Oblast, Federasi Rusia pada Rabu (13/09). Dalam pertemuan yang berlangsung lima jam ini, isu yang dibahas meliputi ekonomi, humaniter dan militer. Namun, isu keamanan dan geopolitik menjadi pembahasan utama dalam pertemuan ini. Salah satu poin utama yang dibahas adalah perihal bantuan Rusia terhadap program luar angkasa Korea Utara — setelah dua kegagalan peluncuran satelit mata–mata secara beruntun oleh negara dengan julukan “hermit kingdom” ini. Selain itu, poin penting lain yang menjadi fokus ialah masa depan hubungan Korea Utara-Rusia, dimana Kim Jong-un secara personal mengisyaratkan akan mendukung langkah politik Rusia kedepan.

Pertemuan kedua pemimpin negara terjadi di tengah eskalasi konflik Rusia-Ukraina. Menurut beberapa analis, Rusia telah mencari opsi pembelian senjata dan amunisi dari Korea Utara di tengah tekanan sanksi ekonomi dan kecaman komunitas internasional pasca-invasi Rusia ke Ukraina. Kekhawatiran ini muncul setelah pejabat militer Amerika Serikat memperingatkan tentang rencana persetujuan senjata Korea Utara-Rusia yang akan melanggar ketentuan sanksi PBB terhadap Korea Utara. Pertemuan kedua pemimpin negara menunjukkan adanya titik temu antara kepentingan nasional dengan kesamaan politik, serta respon kebijakan negara atas situasi regional.

Referensi:

CNN (2023). Kim Jong Un meets with Putin in Russia. Available at: https://www.cnn.com/2023/09/12/asia/kim-jong-un-putin-meeting-russia-intl-hnk

Reuters (2023). With defiant summit, Putin and North Korea’s Kim send rivals a warning. Available at: https://www.reuters.com/world/asia-pacific/with-defiant-summit-putin-north-koreas-kim-send-rivals-warning-2023-09-14/

KTT G20 New Delhi 2023: Kemenangan Kecil Bagi Rusia di Tengah Absennya Xi Jinping dan Putin?

— Arya Ahmad Afani

Pemimpin dua puluh negara ekonomi terbesar dunia berkumpul di New Delhi (9/9) dalam rangka KTT G20 ke-18. Agenda utama KTT G20 New Delhi berpusat pada pembangunan berkelanjutan melalui motto “Satu Bumi, Satu Keluarga, Satu Masa Depan”. Tiongkok dan Rusia menyatakan absennya pemimpin kedua negara tersebut dalam KTT ini. Tiongkok diwakili oleh PM Li Qiang dan Rusia diwakili oleh Menlu Sergey Lavrov. Absennya Xi Jinping diduga disebabkan oleh kondisi internal Tiongkok yang tidak kondusif dan hubungan kurang harmonis dengan India pasca KTT BRICS. Di sisi lain, ini kedua kalinya berturut-turut Putin tidak hadir dalam KTT G20 pasca dimulainya Perang Rusia-Ukraina.

Absennya Xi Jinping dan Putin dimanfaatkan Presiden AS Joe Biden melalui pertemuannya dengan tiga pemimpin negara BRICS yang menghasilkan deklarasi bersama mengenai komitmen terhadap G20 sebagai forum utama dalam mengatasi masalah global. Meskipun demikian, Deklarasi Bersama KTT G20 New Delhi mendapat kritik dari negara Barat karena tidak menyebut invasi Rusia secara eksplisit. Hal ini berbeda dengan Deklarasi KTT G20 Bali yang mengutuk perbuatan Rusia. Rusia Sherpa Svetlana Lukash menyebut deklarasi tersebut ‘seimbang’. Sementara itu, Jubir Menlu Ukraina Oleg Nikolaenko menyatakan “tidak ada yang dapat dibanggakan” dalam G20. Hasil G20 yang dinamis ini mencerminkan kemampuan India dalam menjembatani hubungan Barat dan Timur.

Referensi

Al Jazeera (2023) G20 updates: Russia praises ‘balanced’ declaration as Summit concludes, Politics News | Al Jazeera. Available at: https://www.aljazeera.com/news/liveblog/2023/9/10/g20-summit-live-leaders-pay-their-respects-at-gandhi-memorial-on-final-day (Accessed: 15 September 2023).

Reuters (2023) Key takeaways from the 2023 G20 summit in New Delhi, Reuters. Available at: https://www.reuters.com/world/key-takeaways-2023-g20-summit-new-delhi-2023-09-10/ (Accessed: 15 September 2023).

Kudeta Ali Bongo Selepas Pengumuman Hasil Pemilu Gabon

— Irfan Ahmad Yasin

Rabu, 30 Agustus 2023, perwira militer melaksanakan kudeta beberapa menit setelah pengumuman hasil pemilu yang dimenangkan oleh Ali Bongo. Kemenangan ini menjadikan Bongo mendapatkan masa jabatan ketiganya dalam pemilu. Sejak 2009 Bongo menduduki kursi presiden menggantikan ayahnya yang meninggal. Ayah Bongo telah menjadi presiden sejak 1967. Masa kepemimpinan keluarga Bongo mendapat pertentangan karena dituduh tidak bisa mengoptimalkan kekayaan minyak dan pertambangan Gabon untuk penduduknya. Bongo ditempatkan sebagai tahanan rumah dan Jenderal Brice yang merupakan pimpinan dari kudeta ini diangkat sebagai pemimpin transisi

Elite militer yang beratas namakan Committee for the Transition and Restoration of Institutions (CTRI) mengungkap kudeta dilakukan untuk menyudahi rezim saat ini. Gabon dinilai sedang mengalami krisis politik, ekonomi, dan sosial serius, akibatnya hasil pemilu dibatalkan karena dianggap tidak transparan. Salah seorang personel mengatakan pelaksanaan pemilu tidak memenuhi syarat-syarat transparan, kredibel, dan inklusif sebagaimana diharapkan masyarakat Gabon. Sementara itu, Alternance 2023, kelompok oposisi utama Gabon, di sisi senang Bongo digulingkan, mereka berharap junta menyerahkan kekuasaan kembali pada warga sipil. Kudeta Gabon melanjutkan tren kudeta yang sudah terjadi di wilayah Afrika Barat. Demi mencegah penyebaran kudeta dan instabilitas kawasan, Uni Afrika mengutuk kudeta tersebut dan menangguhkan keanggotaan Gabon secara langsung hingga tatanan politik kembali stabil.

Referensi

CNN Indonesia (2023). Kenapa Militer Kudeta Presiden Gabon Ali Bongo usai Menang Pemilu?. Available at: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20230831125057-127-992889/kenapa-militer-kudeta-presiden-gabon-ali-bongo-usai-menang-pemilu (Accessed: 17 September 2023).

Tempo.co (2023). Kudeta di Gabon, Junta Diminta Kembalikan Kekuasaan ke Sipil. Available at: https://dunia.tempo.co/read/1767041/kudeta-di-gabon-junta-diminta-kembalikan-kekuasaan-ke-sipil (Accessed: 16 September 2023).

Reuters (2023). Gabon Coup Leader Sworn In as Interim President in Scene of Jubilation. Available at: https://www.reuters.com/world/africa/gabon-coup-leader-be-sworn-interim-president-2023-09-04/ (Accessed: 16 September 2023).

Ankara Ancam Putuskan Hubungan dengan Uni Eropa

Bima Putra Nur Firdaus

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah mengeluarkan peringatan keras kepada Uni Eropa (UE), mengisyaratkan bahwa Ankara mungkin akan mempertimbangkan untuk memutuskan hubungan dengan UE jika dianggap perlu. Pernyataan Erdogan muncul sebagai respons terhadap laporan Parlemen Eropa terbaru mengenai proses keanggotaan Turki dalam UE, yang menyatakan bahwa kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk dilanjutkannya proses keanggotaan Turki dan mendorong UE untuk mengeksplorasi kerangka kerja alternatif untuk hubungannya dengan Turki.

Aspirasi Turki untuk bergabung dengan UE selama 24 Tahun telah terhenti karena kekhawatiran atas pelanggaran (HAM) dan supremasi hukum. Erdogan, dalam konferensi pers sebelum perjalanannya ke Amerika Serikat, menuduh UE berupaya menjauhkan diri dari Turki. Dia menyatakan, “Kami akan menilai perkembangan ini dengan cermat dan, jika diperlukan, kami siap untuk berpisah dengan UE.”

Dalam pidato SOTU Parlemen UE (14/9), Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen tidak menyinggung Turki sebagai calon kandidat anggota UE. Hanya negara Balkan Barat, Ukraina, dan Moldova. Hal ini menunjukan bahwa prospek keanggotaan Turki di UE bukan menjadi prioritas utama. Selain itu masalah demokrasi dan HAM, jumlah populasi, serta perbedaan agama, serta konflik dengan Yunani dan Siprus juga menjadi alasan lain terhambatnya proses keanggotaan Turki di UE.

Refrensi:

Reuters (2023). Turkey could part ways with EU if necessary, Erdogan says. Available at:https://www.reuters.com/world/middle-east/turkeys-erdogan-says-country-could-part-ways-with-eu-if-necessary-2023-09-16/

Al Arabia (2023). Turkey’s Erdogan says country could part ways with EU if necessary. Available at: https://english.alarabiya.net/News/middle-east/2023/09/16/Turkey-s-Erdogan-says-country-could-part-ways-with-EU-if-necessary

Konflik Armenia-Azerbaijan: Sejarah dan Perkembangannya

— Yajna Paramitha Amanda Devi

Konflik perbatasan di antara Armenia dan Azerbaijan telah berlangsung selama puluhan tahun di sekitar wilayah Nagorno-Karabakh menimbulkan kekhawatiran dunia. Penyebab dari konflik ini adalah niat etnis Armenia yang bermayoritas di wilayah Azerbaijan ingin merdeka pada tahun 1988. Konflik Armenia-Azerbaijan melibatkan pihak lain, yaitu Rusia dan Uni Eropa (UE) yang menjadi sekutu strategis bagi masing-masing negara.

Saat ini, Rusia yang selama ini telah membantu Armenia untuk unggul dalam kemampuan militer hingga gencatan senjata pada tahun 2020 mulai mengalihkan fokusnya semenjak konfliknya dengan Ukraina pecah. Sumber daya militer yang awalnya dikerahkan untuk penyelesaian konflik Nagorno-Karabakh kini digunakan untuk menyelesaikan konflik di Ukraina. Keresahan serupa disampaikan oleh Perdana Menteri Armenia yang mengkritik ketidakmampuan Rusia dalam menjaga perdamaian di area Kaukasus.

Hal tersebut pun menjadikan situasi geopolitik Armenia semakin terdesak. Dalam situasi ini, posisi Armenia kurang diuntungkan karena Azerbaijan dapat memanfaatkan waktu ini untuk mengambil alih Nagorno-Karabakh. Melalui superioritas militernya, Azerbaijan telah berhasil memotong akses Armenia ke wilayah Nagorno-Karabakh dan menahan ratusan ribu warga Armenia selama 8 bulan. Selain itu, Azerbaijan telah memobilisasi ribuan pasukannya ke perbatasan. Terdapat kemungkinan besar bahwa Azerbaijan akan menganeksasi Nagorno-Karabakh secara militer akibat bergesernya keseimbangan kekuatan di kawasan.

Referensi

Al Jazeera (2023). Armenia reports new border clashes with Azerbaijan forces. Available at: https://www.aljazeera.com/news/2023/5/12/armenia-reports-fresh-border-clashes-with-azerbaijan-forces (Accessed: 17 September 2023).

CNN World (2022). Russia claims ceasefire reached between Armenia and Azerbaijan after fighting erupts along border. Available at: https://edition.cnn.com/2022/09/13/middleeast/azerbaijan-armenia-artillery-strikes-intl-hnk/index.html (Accessed: 17 September 2023).

CFR (2023). Nagorno-Karabakh Conflict. Available at: https://www.cfr.org/global-conflict-tracker/conflict/nagorno-karabakh-conflict (Accessed: 17 September 2023).

Politico (2023). We can’t rely on Russia to protect us anymore, Armenian PM says Available at: https://www.politico.eu/article/we-cant-rely-russia-protect-us-anymore-nikol-pashinyan-armenia-pm/ (Accessed: 17 September 2023).

Taliban Menahan 18 Pekerja Bantuan Sosial Atas Dugaan Penyebaran Agama Kristen, Termasuk Satu Warga Amerika

— Rayhan Amadheya Totokusumo

Penahanan 18 pekerja bantuan kemanusiaan yang dilakukan Taliban baru-baru ini, termasuk seorang warga Amerika, telah menimbulkan kekhawatiran global. Organisasi nirlaba, International Assistance Mission (IAM), yang beroperasi di Afghanistan sejak tahun 1966, membenarkan bahwa kantornya di provinsi pusat Ghor telah diserang dua kali pada bulan ini. Taliban belum mengungkapkan alasan di balik penangkapan tersebut, namun laporan lokal menunjukkan bahwa para tahanan telah dituduh “menyebarkan dan mempromosikan agama Kristen.”

Insiden ini semakin menggarisbawahi tantangan yang dihadapi LSM yang beroperasi di Afghanistan sejak Taliban mengambil alih kendali dua tahun lalu. Interpretasi ketat Taliban terhadap hukum Islam telah menyebabkan pembatasan erat terhadap hak-hak dan pendidikan perempuan, di mana anak perempuan dilarang bersekolah setelah kelas enam, dan pegawai pemerintah perempuan diperintahkan untuk tinggal di rumah. Selain itu, perempuan dilarang bekerja untuk organisasi bantuan dan mengakses ruang publik tanpa kerabat laki-laki.

IAM telah bekerja sama dengan PBB dan organisasi internasional lainnya untuk menjamin pembebasan para tahanan, dengan mencari bantuan dari Kementerian Perekonomian dan bekerja sama dengan ACBAR, yaitu badan koordinator LSM di Afghanistan.

Insiden ini menandakan bahwa kuatnya komitmen Taliban dalam menerapkan hukum Islam secara ketat di tengah tekanan dan sanksi internasional. Dukungan dari Tiongkok dan Rusia menjadi kunci berdirinya rezim tersebut hingga saat ini.

Reference:

Guz, A. (2023, 15 September 2023). Afghan Taliban Detain 18, Including American, on Charges of Preaching Christianity. Voice of America. Retrieved 18 September 2023 from https://www.voanews.com/a/afghan-taliban-detain-18-aid-workers-including-american-on-charges-of-preaching-christianity/7270475.html

Press, T. A. (2023, 16 September 2023). Afghan NGO says it’s working with the UN for the quick release of 18 staff detained by the Taliban. ABC News. Retrieved 18 September 2023 from https://abcnews.go.com/International/wireStory/afghan-ngo-working-quick-release-18-staff-detained-103245881

--

--

FPCI Airlangga

FPCI Chapter Universitas Airlangga is a Non-Profit and Political Free Organization Focusing Youth Movement on Foreign Policy and International Relation Matters.