Macron, Mbappe, dan Olimpiade Paris: Kebijakan Luar Negeri dalam Sepak Bola
Belakangan ini, publik sepak bola diramaikan dengan isu kepindahan pemain bintang Paris Saint-Germain (PSG), Kylian Mbappe pada bursa transfer musim panas 2023/2024. PSG menginginkan Mbappe untuk segera pergi, setelah ia menolak tawaran perpanjangan kontrak bermain selama setahun hingga 2025. Akan tetapi, Mbappe bersikeras untuk tetap bertahan di PSG selama 1 tahun, lantaran nantinya bisa beranjak ke Real Madrid secara gratis (free transfer) ketika kontraknya habis tahun depan. Free transfer sendiri merupakan istilah yang digunakan ketika seorang pemain sepakbola berpindah dari suatu klub ke klub lain tanpa membayar biaya transfer ke mantan klubnya (Olympics 2023). Hal ini dikarenakan klub tujuannya tidak perlu membayar biaya kepada klub asal pemain untuk menebus kontraknya yang berjalan. Sebelumnya, Mbappe juga pernah mencoba untuk pergi secara free transfer pada tahun 2022. Namun, Mbappe memutuskan untuk bertahan di Paris setelah menerima tawaran kontrak bernilai fantastis dari PSG. Selain itu, terdapat faktor politik yang menyebabkan Mbappe memutuskan bertahan hingga 2024 di PSG. Tulisan ini akan mengupas faktor tersebut.
Intervensi Presiden Emmanuel Macron
Adapun faktor politik yang dimaksud sebelumnya yakni peran Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Menurut pemberitaan, sang presiden berbicara dengan Mbappe dalam rangka membujuknya bertahan di PSG (Garrick 2022). Hal ini diketahui setelah Mbappe mengungkapkan bahwa Macron mencoba membujuknya bertahan di PSG, saat Real Madrid tengah mengincarnya pada awal tahun lalu. Macron mengatakan bahwa Mbappe adalah aset berharga Prancis, sehingga ia menginginkannya untuk bertahan di Paris (Garrick 2022). Mbappe menganggap bahwa pernyataan Macron kepadanya merupakan sesuatu yang penting kala itu, sehingga dirinya memutuskan untuk tetap bermain untuk PSG (Garrick 2022).
Tidak berhenti sampai di tahun 2022, Presiden Macron mencoba kembali membujuk Mbappe agar tetap bertahan lebih lama di Paris dalam bursa transfer musim panas 2023. Presiden Macron telah memastikan bahwa dia kembali siap mempertahankan Mbappe di PSG (Sherlock 2023). Hal ini harus dilakukan Macron karena keputusan Mbappe yang menolak menandatangani opsi perpanjangan kontrak satu tahun yang ditawarkan PSG hingga 2025. Bahkan, terdapat rumor bahwa Real Madrid siap membayar 200 juta Euro untuk mendatangkan Mbappe di bursa transfer musim panas 2023 (Sherlock 2023). Macron mencoba kembali hal yang sama untuk mempertahankan Mbappe dari pembajakan Real Madrid yang tengah mencari pengganti Karim Benzema (Sherlock 2023).
Kali ini, Mbappe tidak akan membiarkan Macron mencampuri keputusannya kembali. Hal tersebut telah ditegaskan oleh Mbappe melalui pernyataannya kepada Sky Sports. Mbappe mengatakan bahwa Presiden Macron tidak memiliki pengaruh lagi dalam karirnya (Sky Sports 2023). Mbappe juga mengatakan bahwa Macron menginginkannya untuk bertahan. Padahal, Mbappe pun juga ingin bertahan dan menyelesaikan sisa kontraknya di PSG. Alhasil, Mbappe keheranan karena merasa kepentingannya selaras dengan Macron (Sky sports 2023). Hal ini menunjukkan bahwa upaya Macron untuk memaksa Mbappe bertahan di PSG tidak lagi relevan dan efektif, kecuali jika dapat menyebabkan masalah stabilitas politik Prancis.
Motif Presiden Macron dan Latar Belakang Diplomasi Olahraga Prancis
Di balik intervensi berkelanjutan Presiden Macron ke Mbappe, ada motif kuat yang melatarbelakanginya. Presiden Macron menginginkan Mbappe untuk mengikuti dan menjadi sosok representasi Prancis di Olimpiade 2024. Hal ini dikarenakan Mbappe merupakan salah satu pemain terbaik yang dunia miliki saat ini, terlebih keikutsertaannya dapat memberikan kesan positif bagi Prancis dan juga Kota Paris sebagai penyelenggara. Hal ini dibuktikan dengan pengumuman ketua French Football Federation (FFF), Philippe Diallo yang berencana menghadirkan Mbappe sebagai bagian dari skuad Prancis di Olimpiade Paris 2024 (Tournoux 2023). Rencana tersebut disinyalir karena Diallo tidak ingin mengulang kesalahan Prancis dalam Olimpiade Tokyo 2021. Kala itu, banyak tim sepak bola yang tidak mau melepas pemain berkewarganegaraan Prancis mereka untuk membela Tim Nasional (timnas). Kekuatan timnas Prancis pun melemah karena itu (Tournoux 2023). Hal ini penting untuk dibenahi agar dapat memenangkan medali emas dalam cabang sepakbola pada olimpiade mendatang. Pencapaian ini tentunya akan meningkatkan reputasi Prancis dalam tatanan internasional serta meningkatkan daya tarik dari diplomasi keolahragaan Prancis.
Berdasarkan penjelasan di paragraf sebelumnya, penulis berargumen bahwa Mbappe dapat menjadi selebriti dalam diplomasi olahraga Prancis dikarenakan memiliki popularitas yang tinggi dalam skala internasional sehingga mampu membantu mengkomunikasikan identitas nasional yang berkaitan dengan olimpiade. Mbappe dapat membantu Prancis dalam menarik minat masyarakat internasional melalui kehebatan, prestasi, dan daya tariknya selama mengikuti Olimpiade Paris 2024. Selain itu, Mbappe juga cocok untuk menjadi representasi “pahlawan muda” karena berhasil memberikan kontribusi terhadap juaranya Prancis di Piala Dunia 2018 sehingga dapat menginspirasi atlet-atlet muda. Hal ini didasarkan Pada argumen Dumitru (2018) bahwa untuk menjadi sosok selebriti dalam sektor olahraga, seorang aktor harus mampu menginspirasi, menjadi panutan, dan mengkomunikasikan nilai-nilai representasi dari dirinya serta identitas nasionalnya. Hal ini sangat penting untuk bagi aktor dengan identitas nasionalnya agar dapat memberikan keberhasilan secara bersamaan dalam meningkatkan ketertarikan satu sama lain (Dumitru 2018). Hal ini perlu dilakukan untuk mempertahankan sejarah panjang Prancis sebagai negara yang memiliki peran besar dalam diplomasi olahraga.
Jika kita menarik lebih jauh seputar diplomasi keolahragaan (sport diplomacy) di Prancis, terdapat latar belakang historis dan politik yang cukup kuat. Pada abad ke 19, bangsawan Prancis bernama Pierre de Coubertin pernah merevitalisasi olimpiade menuju sistem olimpiade modern yang sekarang diterapkan. Pierre de Coubertin mendirikan, dan sempat menjadi Presiden International Olympic Committee (IOC) pada tahun 1896–1925 (Rofe dan Postlethwaite 2019). Tujuan Pierre de Coubertin mendirikan IOC adalah untuk membantu membangun dunia yang damai dan lebih baik melalui edukasi generasi muda dalam bidang olahraga (Olympics 2021). IOC dalam sistem olimpiade modern berperan penting untuk mengatur administrasi dan sistem tata kelola olahraga yang lebih baik. Selain itu, IOC juga memiliki efek secara langsung melalui edukasi dalam membentuk pemahaman mengenai sejarah olahraga (Keys 2013 dalam Rofe dan Postlethwaite 2019). Karena peran besar organisasi itu lah, IOC pun menjadi aktor utama dari tren relasi olahraga dan politik. Tren ini dikaitkan dengan daya tarik serta sejarah dari olimpiade (Rofe dan Postlethwaite 2019). Penjelasan sebelumnya telah menggambarkan betapa besar pengaruh Prancis dalam perhelatan olimpiade sejak abad ke-19. Oleh karena itu, Macron tentunya akan berusaha semaksimal mungkin mempertahankan reputasi baik Prancis dalam bidang olahraga, termasuk olimpiade.
Pentingnya Olimpiade dalam Sport Diplomacy Prancis
Revolusi olimpiade dalam bentuk evolusi IOC memberikan makna penting bagi perkembangan politik global pada abad ke-20 dan ke-21. Beacom (2012 dikutip dalam Rofe dan Postlethwaite 2019) mengidentifikasi bahwa olimpiade telah terafiliasi dengan sistem internasional sebagai bagian dari konsep diplomasinya tersendiri. Beacom (ibid.) mendefinisikan diplomasi olimpiade sebagai bentuk olimpiade yang telah terlibat dalam wacana diplomasi internasional. Hal ini dibuktikan dengan IOC yang telah menjalin kemitraan langsung dengan PBB dalam hal administrasi olahraga global pada April 2017 (Rofe dan Postlethwaite 2019). Masuknya olimpiade sebagai sarana diplomasi tentunya akan meningkatkan ketertarikan negara untuk berpartisipasi dalam olimpiade. Seluruh negara tentunya berusaha memanfaatkan diplomasi olimpiade sebagai alat untuk menciptakan persepsi positif melalui kehebatan para atlet dalam cabang olahraga yang populer.
Perkembangan IOC sebagai titik awal olimpiade modern menjadikan olimpiade tidak hanya terbatas pada negara di Eropa tetapi juga semakin meluas ke seluruh dunia. Jumlah negara yang turut berpartisipasi dalam olimpiade semakin meningkat dari peserta awal yang terdiri dari negara-negara Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Australia. Pada abad 20, terdapat 68 negara dengan total 3.936 atlet meningkat dari peserta awal. Bahkan, olimpiade Rio de Janeiro memecahkan rekor keikutsertaan sepanjang masa dengan total 207 negara dan 10.568 atlet (Rofe dan Postlethwaite 2019). Hal ini menunjukkan peningkatan keikutsertaan negara ketika olimpiade modern memiliki potensi sebagai sarana diplomasi. Tentunya, Prancis tidak mau tertinggal dalam persaingan ini dan akan memanfaatkan momentum tuan rumah untuk meraih citra positif dari olimpiade sebagai bagian dari sport diplomacy.
Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah saga transfer Mbappe bukan hanya merupakan dinamika yang terjadi dalam sepakbola, melainkan juga melibatkan kepentingan nasional yang terkandung di dalamnya. Situasi ini terjadi ketika Mbappe memiliki nilai yang lebih bagi kepentingan negara, tidak hanya sekadar bagi industri sepakbola. Mbappe saat ini dianggap menjadi bagian dari warga Paris yang dapat membantu negara untuk menciptakan citra positif dalam aspek hubungan internasional. Hal ini dikarenakan Mbappe merupakan salah satu atlet sepakbola terbaik dan terpopuler di dunia sehingga wajar apabila Mbappe mendapat banyak sorotan dari publik internasional. Tentunya, faktor tersebut menjadi motif mengapa Presiden Macron sangat menginginkan Mbappe untuk bertahan di Paris dan mengikuti Olimpiade 2024. Macron ingin menjadikan Mbappe sebagai ikon dan representasi positif bagi Paris dalam Olimpiade 2024. Macron tentunya akan melakukan segala cara untuk menghadang Mbappe untuk keluar dari Paris, termasuk melakukan intervensi untuk menggagalkan keinginan Mbappe bermain di Real Madrid.
Jika kita melihat secara lebih luas, apa yang ingin dilakukan oleh Presiden Macron terlihat wajar dikarenakan Prancis memiliki pengaruh dan reputasi yang kuat dalam olimpiade. Melalui Pierre de Coubertin, Perancis menjadi aktor penting dari lahirnya sistem olimpiade modern, yaitu dengan membentuk IOC sebagai badan untuk meningkatkan sistem tata kelola olahraga dan memperluas cakupan olimpiade secara internasional. Perkembangan ini menciptakan olimpiade yang tidak hanya sebagai kompetisi olahraga tetapi juga sebagai alat diplomasi. Hal tersebut membuat Prancis perlu mempertahankan reputasinya yang telah terbangun sejak lama. Reputasi menjadi hal yang penting dalam olimpiade modern karena olimpiade telah menjadi sarana untuk meningkatkan citra positif suatu negara. Untuk meraih citra yang positif, dibutuhkan juga aktor selebriti dalam olahraga yang mampu mengangkat citra positif Prancis di mata dunia. Mbappe diharapkan dapat aktor selebriti dan pahlawan olahraga Prancis dan mampu meningkatkan daya tarik secara signifikan melalui kepopulerannya dalam skala internasional.
Oleh karena itu, keikutsertaan Mbappe dalam Olimpiade Paris 2024 merupakan sesuatu yang lebih penting dibandingkan dengan faktor lain. Saat ini, Mbappe memiliki beban yang besar untuk bisa mempertahankan reputasi serta persepsi positif Prancis sebagai salah satu negara yang berpengaruh dalam perkembangan olimpiade. Tidak hanya sebagai pemain hebat, Mbappe juga harus menunjukkan sikap profesional dan karakter yang dapat menjadi panutan tidak hanya bagi Prancis tetapi juga seluruh dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, Mbappe harus bertahan di PSG agar tetap bisa mengikuti Olimpiade Paris 2024. Rencana untuk menjadikan Mbappe sebagai daya tarik olimpiade akan semakin sulit bagi Prancis jika Mbappe pergi ke Real Madrid. Terlebih lagi, jika Real Madrid tidak mengizinkan Mbappe untuk mengikuti Olimpiade Paris 2024. Hal ini menjadikan Presiden Macron perlu memastikan keikutsertaan Mbappe dalam Olimpiade Paris 2024. Menahan Mbappe di Paris menjadi sesuatu yang bersifat mutlak untuk mempertahankan daya tarik dari Olimpiade Paris 2024 sebagai sarana untuk menyelamatkan Sport Diplomacy Prancis.
Referensi
Beacom, Aaron, 2012. “International Diplomacy and the Olympic Movement”, dalam Rofe, J., Simon, dan Postlethwaite, Verity, 2019. Politics of Sports. London: University of London.
Dumitru, Diana-Luiza, 2018. Media Construction of Sport Celebrities as National Heroes. Bucharest: Romanian Journal of Communication and Public Relations. Vol. 20.
Garrick, Omar, 2022. “Mbappe reveals President Macron told him to stay at PSG amid Real Madrid interest” [daring]. Dalam https://theathletic.com/3569469/2022/09/06/kylian-mbappe-macron-psg-madrid/ [diakses 16 Agustus 2023].
Keys, Barbara, J., 2013. “Globalizing Sport: National RivalryAnd International Community in the 1930s”, dalam Rofe, J., Simon dan Postlethwaite, Verity, 2019. Politics of Sports. London: University of London.
Olympics, 2023. “What is free transfer in football” [Daring]. Dalam https://olympics.com/en/news/what-is-free-transfer-in-football [diakses 22 Agustus 2023].
Olympics, 2021. “Who was Pierre de Coubertin?” [daring]. Dalam https://olympics.com/ioc/faq/history-and-origin-of-the-games/who-was-pierre-de-coubertin#:~:text=A%20man%20who%20devoted%20his,held%20in%201896%20in%20Athens [diakses 21 Agustus 2023].
Rofe, J., Simon dan Postlethwaite, Verity, 2019. Politics of Sports. London: University of London.
Sherlock, Harry, 2023. “‘I will try and push for it’ — French president Emmanuel Macron says he will attempt to convince Kylian Mbappe to stay at PSG again after contract intervention” [daring]. Dalam https://www.goal.com/en-us/news/french-president-emmanuel-macron-kylian-mbappe-psg-contract-intervention/blt96ca3a2c424c5f54 [diakses 16 Agustus 2023].
Sky Sports, 2023. “Kylian Mbappe says French President Emmanuel Macron has no influence on his career amid PSG exit talk” [daring]. Dalam https://www.skysports.com/football/news/11095/12903193/kylian-mbappe-says-french-president-emmanuel-macron-has-no-influence-on-his-career-amid-psg-exit-talk#:~:text=PSG%20next%20season.-,%22What%20influence%20does%20the%20President%20have%3F,qualifier%20against%20Gibraltar%20on%20Friday [diakses 16 Agustus 2023].
Tournoux, Manu, 2023. “Mbappé at the Olympics, the FFF has a secret” [daring]. Dalam https://frenchfootballweekly.com/2023/06/10/mbappe-at-the-olympics-the-fff-has-a-secret/ [diakses 16 Agustus 2023].
Highlight
Tulisan ini dibuat untuk menganalisis motif serta faktor politik dibalik saga transfer bintang PSG, Kylian Mbappe. Kylian Mbappe menjadi topik perbincangan publik sepakbola internasional terkait keputusannya yang menolak opsi perpanjangan satu tahun hingga 2025. Jika dilihat dari segi politik, hal ini terjadi akibat campur tangan Emmanuel Macron yang mengintervensi masa depan Mbappe agar bertahan di Paris untuk mensukseskan Olimpiade Paris 2024. Hal ini bukan kali pertama dan telah Macron lakukan pada tahun 2022 untuk mencegah Mbappe pergi ke Real Madrid. Intervensi ini dilakukan Macron untuk memastikan Mbappe dapat berpartisipasi dan menjadi ikon Olimpiade Paris 2024 sebagai bentuk sport diplomacy Prancis.