[Artikel Berita] Respons Indonesia terhadap AUKUS
Maula Mohammad Haykal — FPCI Chapter Universitas Airlangga
AUKUS (Australia-United Kingdom-United States) merupakan sebuah kemitraan militer baru di kawasan Indo-Pasifik yang bertujuan untuk menyediakan teknologi kapal selam bertenaga nuklir bagi Australia. Selain penyediaan kapal selam bertenaga nuklir, AUKUS juga berkomitmen dalam kerjasama di bidang teknologi penting, seperti siber dan kecerdasan buatan (Southgate, 2021). Sebagai gantinya, Amerika Serikat (AS) mengharapkan keterlibatan Australia yang lebih besar dalam membendung pengaruh Tiongkok, termasuk partisipasi seandainya terjadi konflik dengan Tiongkok (Strangio, 2021). Adanya AUKUS dilihat oleh banyak pihak sebagai upaya penguatan posisi AS terhadap Tiongkok yang akan berdampak pada pertaruhan strategis di kawasan Indo-Pasifik. Dilansir dari The Diplomat, AUKUS juga diharapkan mampu mengkomplemenkan mekanisme regional lainnya, seperti QUAD dan ASEAN.
Respons ASEAN terhadap pembentukan AUKUS sendiri dapat dikatakan ambivalen. Singapura merespons cukup netral dengan mangatakan harapan bahwa AUKUS dapat berkontribusi secara konstruktif terhadap kedamaian dan kestabilan regional. Meskipun demikian, pandangan ini cukup berbeda dari Indonesia dan Malaysia yang keberatan atas adanya AUKUS, karena dilihat akan membuat situasi di Laut Tiongkok Selatan memanas. Dalam pernyataan di laman resmi Kementerian Luar Negeri, Indonesia mengambil sikap hati-hati terhadap AUKUS dan khawatir akan adanya perlombaan senjata di wilayah Indo-Pasifik. Selain itu, Indonesia juga menginginkan agar Australia dan pihak-pihak lain yang terlibat untuk melakukan dialog sebagai langkah menyelesaikan perbedaan secara damai (MOFA, 2021). Selain itu, Indonesia dan beberapa negara ASEAN lainnya juga khawatir bahwa pengadaan kapal selam bertenaga nuklir akan berlanjut pada pengadaan senjata nuklir, mengingat status Australia yang tidak bergabung dalam Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons, meskipun Australia sendiri menyatakan tidak memiliki rencana untuk mendapatkan senjata nuklir (Chin, 2021).
Referensi
Chin, J., 2021. “Why is southeast Asia so concerned about AUKUS and Australia’s plans for nuclear submarines?”. The Conversation, 20 September. Dalam: https://theconversation.com/why-is-southeast-asia-so-concerned-about-aukus-and-australias-plans-for-nuclear-submarines-168260 [diakses 25 September 2021].
Kemenlu, 2021. “Statement on Australia’s Nuclear-powered Submarines Program”.
Ministry Of Foreign Affairs of The Republic Of Indonesia, 17 September. Dalam: https://kemlu.go.id/portal/en/read/2937/siaran_pers/statement-on-australias-nuclear-powered-submarines-program [diakses 25 September 2021].
Strangio, S., 2021. “What Does the New AUKUS Alliance Mean for Southeast Asia?”. The Diplomat, 17 September. Dalam: https://thediplomat.com/2021/09/what-does-the-new-aukus-alliance-mean-for-southeast-asia/ [diakses 25 September 2021].
Southgate, L., 2021. “AUKUS: The View from ASEAN”. The Diplomat, 23 September. Dalam: https://thediplomat.com/2021/09/aukus-the-view-from-asean/ [diakses 25 September 2021].