[Artikel Berita] Pemutusan Hubungan Diplomatik Aljazair-Maroko: Puncak Perseteruan Kedua Negara

FPCI Airlangga
2 min readSep 5, 2021

--

Maula Mohammad Haykal — FPCI Chapter Universitas Airlangga

Pada Senin, 24 Agustus 2021, Aljazair memutus hubungan diplomatik dengan Maroko. Berdasarkan konferensi pers di Algiers, Menteri Luar Negeri Aljazair menyebutkan bahwa alasan pemutusan hubungan kedua negara diakibatkan oleh Maroko yang menggunakan spyware untuk memata-matai Aljazair; mendukung gerakan separatis; dan tidak memenuhi komitmen bilateral dalam berbagai isu, termasuk isu Sahara Barat. Menteri Luar Negeri Maroko dalam pernyataannya di media sosial menyayangkan hal yang disebutnya sebagai keputusan yang tidak dibenarkan dan mengklaim bahwa Maroko akan tetap menjadi mitra yang “kredibel dan loyal” bagi masyarakat Aljazair (Ahmed, 2021). Perseteruan kedua negara telah berlangsung sejak lama, terutama dalam isu Sahara Barat. Kedua negara telah memulai hubungan diplomatik sejak tahun 1988, setelah sebelumnya mengalami perseteruan, namun perbatasan kedua negara telah ditutup sejak tahun 1994.

Peristiwa pemutusan hubungan diplomatik kedua negara ini merupakan puncak dari beberapa masalah yang mewarnai dinamika hubungan kedua negara. Mulai dari MAK, sengketa Sahara Barat, dan normalisasi hubungan diplomatik antara Maroko dan Israel. MAK (Movement for the Self-Determination of Kabylia) adalah gerakan yang memperjuangkan kemerdekaan wilayah Kabylia di sebelah timur laut Aljazair. MAK sendiri dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh Aljazair (Africanews, 2021). Kelompok ini juga disinyalir merupakan penyebab kebakaran hutan di Aljazair beberapa waktu lalu. Krisis diplomatik sendiri mulai terjadi setelah wakil Maroko di Persatuan Bangsa-Bangsa mengeluarkan pernyataan yang mendukung MAK, yang mana hal ini mendorong Aljazair untuk menaik wakil diplomatiknya dari Rabat (Lmrabet, 2021). Selain isu MAK, pemutusan diplomatik juga didorong oleh normalisasi Maroko-Israel yang dilihat oleh Aljazair sebagai usaha untuk memasukkan garda depan zionisme di Afrika.

Referensi:

Africanews, 2021. “New diplomatic tension between Algeria and Morocco”. Africanews, 19 Juli. Dalam: https://www.africanews.com/2021/07/19/new-diplomatic-heat-between-algiers-and-rabat/ [diakses pada 02 September 2021].

Ahmed, H., 2021. “Algeria cuts diplomatic relations with Morocco”, Reuters, 25 Agustus [daring]. Dalam: https://www.reuters.com/world/algeria-says-cutting-diplomatic-ties-with-morocco-2021-08-24/ [diakses pada 01 September 2021].

Lmrabet, A., 2021. “Algeria-Morocco: Diplomatic breakdown comes at the worst time for Rabat”, Middle East Eye, 27 Agustus [daring]. Dalam: https://www.middleeasteye.net/opinion/algeria-morocco-diplomatic-breakdown-worst-time-rabat [diakses pada 03 September 2021].

--

--

FPCI Airlangga
FPCI Airlangga

Written by FPCI Airlangga

FPCI Chapter Universitas Airlangga is a non-profit and political free organization focusing youth movement on foreign policy and international relation matters.

No responses yet