[Artikel Berita] Pemulangan Pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan, Strategiskah?

FPCI Airlangga
2 min readApr 19, 2021

--

Andiana Maharani dan Yasinta A.

Divisi Akademik- FPCI Chapter Universitas Airlangga

Pada Rabu (14/04) lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan menarik mundur seluruh pasukan bersenjata dari Afghanistan, yang dilaporkan saat ini berjumlah 2.500 personil. Kebijakan ini mengakhiri apa yang sering disebut publik sebagai “forever war”; perang terlama yang melibatkan Amerika Serikat dalam sejarah. Presensi Amerika Serikat di Afghanistan sendiri dimulai sejak 2001 pasca serangan 9/11 yang dilakukan untuk memberantas jaringan teroris Al-Qaeda di Afghanistan (Sanger dan Shear, 2021). Diskusi mengenai deklinasi presensi Amerika Serikat di Afghanistan telah muncul dalam satu dekade terakhir, terutama pasca kejatuhan Al-Qaeda dan kematian Osama bin Laden. Kebijakan pemulangan pasukan dari Afghanistan sebenarnya merupakan agenda yang ditetapkan pada masa pemerintahan Donald Trump, presiden Amerika Serikat yang lalu. Pada 2020, pemerintahan Trump menandatangani perjanjian dengan Taliban untuk memulangkan seluruh pasukan dari Afghanistan per Mei 2021 yang mana ditargetkan memulangkan seluruh personil mereka pada 11 September 2021 (White House, 2021).

Keputusan ini menuai banyak kritik, terutama terkait dengan dampaknya pada dinamika pertahanan keamanan Afghanistan. Meski Al Qaeda dianggap sudah musnah, namun ideologi yang mereka junjung sulit dihilangkan, dan masih hidup dalam sel-sel organisasi teroris turunan yang sifatnya sporadis di kawasan ini. Hilangnya pasukan militer Amerika Serikat dari Afghanistan dikhawatirkan akan memunculkan instabilitas keamanan Afghanistan dan menghilangkan pengaruh yang selama ini telah dibangun Amerika Serikat dalam negosiasi pembangunan perdamaian di Afghanistan (Boot, 2021). Ditariknya pasukan juga dianggap akan memperlemah citra Amerika Serikat sebagai kekuatan militer terbesar di dunia dan hegemon, terutama dalam konteks pertahanan keamanan internasional (Cordesman, 2021).

Pada pidatonya, Biden turut menyebut bahwa Amerika Serikat akan tetap berupaya mewujudkan perdamaian di Afghanistan dalam ranah diplomasi dan memerangi jaringan teroris global. Biden menyebut bahwa keputusan ini memberi ruang lebih banyak bagi Amerika Serikat untuk memfokuskan diri pada kompetisi dengan Tiongkok, strukturalisasi norma internasional terkait siber dan teknologi, hingga pandemi (White House, 2021). Ketiganya dapat dikatakan merupakan tantangan terbesar yang mengancam hegemonitas Amerika Serikat saat ini. Maka, dapat dilihat bahwa kebijakan ini menunjukkan adanya pergeseran fokus Amerika Serikat. Namun, satu hal yang pasti: keputusan ini menunjukkan upaya pelan-pelan Washington dalam merekonstruksi perannya sebagai ‘protektor’ dunia agar lebih strategis; mengutamakan pengukuhan kedaulatan negara dalam kontestasi internasional dan menyesuaikan diri dengan berbagai tantangan baru yang dihadapi.

Referensi:

Boot, Max. 2021. “Biden’s 9/11 Withdrawal From Afghanistan: What to Know” [Daring] tersedia dalam https://www.cfr.org/in-brief/biden-afghanistan-troop-withdrawal-september-11 (diakses pada 16 April 2021).

Cordesman, Anthony H. 2021. “Writing Off Afghanistan: Does Biden Have a Choice?” [Daring] tersedia dalam https://www.csis.org/analysis/writing-afghanistan-does-biden-have-choice (diakses pada 16 April 2021).

Sanger, David E dan Michael D. Shear. 2021. “Biden, Setting Afghanistan Withdrawal, Says ‘It Is Time to End the Forever War’”. The New York Times [Daring] tersedia dalam https://www.nytimes.com/2021/04/14/us/politics/biden-afghanistan-troop-withdrawal.html (diakses pada 16 April 2021).

White House. 2021. “Remarks by President Biden on the Way Forward in Afghanistan” Disampaikan pada 14 April 2021, tersedia dalam https://www.whitehouse.gov/briefing-room/speeches-remarks/2021/04/14/remarks-by-president-biden-on-the-way-forward-in-afghanistan/ (diakses pada 16 April 2021).

--

--

FPCI Airlangga
FPCI Airlangga

Written by FPCI Airlangga

FPCI Chapter Universitas Airlangga is a non-profit and political free organization focusing youth movement on foreign policy and international relation matters.

No responses yet