[Artikel Berita] Paradoksal Pemilu Israel yang Keempat dalam Dua Tahun

FPCI Airlangga
3 min readMar 28, 2021

--

Dhien Favian, Dzakiyah Aprillia, Ehren Dean, Reine Syifa Insyirah

Divisi Akademik — FPCI Chapter Universitas Airlangga

Selama dua tahun terakhir Israel mengalami polemik dalam politiknya yang kian menegangkan, dimana koalisi yang dibangun oleh Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz hancur. Pemerintahan persatuan antara Netanyahu dan Gantz dibentuk pada Mei 2020 setelah tiga kali pemilu tidak ada yang berhasil membentuk satu pemerintahan. Partai Likud yang berkuasa yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mitra koalisinya, Partai Biru dan Putih yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, tidak dapat menyetujui anggaran negara (Pemerintahan Runtuh, Israel Gelar Pemilu ke-4 dalam 2 Tahun, 2020).

Berdasarkan kesepakatan, pemerintahan koalisi akan memerintah selama tiga tahun. Netanyahu menjabat selama 18 bulan, diikuti oleh Gantz yang mengambil alih pada November 2021. Selama Netanyahu menjadi Perdana Menteri, Gantz menduduki jabatan Menteri Pertahanan. Gantz telah menuntut pemerintah mengeluarkan anggaran untuk 2020 dan 2021, dengan alasan Israel dan koalisi membutuhkan stabilitas. Tetapi Netanyahu menolak untuk mendukung rencana pengeluaran untuk 2021 (Pemerintahan Runtuh, Israel Gelar Pemilu ke-4 dalam 2 Tahun, 2020).

Karena anggaran tidak dapat digunakan untuk pemungutan suara hari ini, parlemen secara hukum dibubarkan dan proses wajib pemilihan awal kini telah dimulai. Saat ini dipastikan Israel akan menuju pemilihan parlemen keempatnya dalam waktu kurang dari dua tahun.

Ketidakstabilan politik yang dialami Israel tentunya menyeret pandangan masyarakat dalam ketidakpastian, masyarakat menjadi kehilangan rasa percaya pada pemimpin negaranya atas tindakan tersebut. Pada tahun 2020 Netanyahu terjerat tuduhan korupsi memberi bantuan dengan imbalan liputan media yang positif untuk dirinya sendiri di surat kabar terlaris Israel, Yediot Aharonot. Ia diduga menerima cerutu, sampanye dan perhiasan senilai 700 ribu shekel atau hampir senilai Rp 3 miliar dari sejumlah orang sebagai imbalan atas bantuan (Kershner et al., 2021). Netanyahu sendiri berpegang teguh bahwa dukungan terhadap ia dan partainya kian meningkat.

Saat ini kurang lebih 20 ribu warga Israel melakukan demonstrasi di luar kediaman Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada Sabtu (20/3) waktu setempat. Mereka menyerukan akhir kepemimpinan Netanyahu tepat tiga hari sebelum Israel menggelar pemilihan umum (pemilu). Melansir Reuters, Minggu (21/3), para pengunjuk rasa berbaris di jalanan, mengibarkan bendera, memukul drum, meniup klakson, dan meneriakkan yel-yel. Mereka meminta konservatif berusia 71 tahun tersebut copot jabatan (Puluhan Ribu Warga Demo Tolak Netanyahu Jelang Pemilu Israel, 2021).

Tentu saja perseteruan ini menimbulkan paradoksal. Pertama, pemilu atas dasar kegagalan koalisi ini dilaksanakan di tengah perundungan akibat pandemi COVID-19 yang secara tidak langsung riskan akan penyebaran virus kepada masyarakat. Kedua, dengan latar belakang kontroversi yang ditimbulkan oleh Benjamin Netanyahu menjadikan masyarakat kurang memiliki rasa percaya kepadanya. Hal tersebut menjadi kekhawatiran jika Netanyahu berhasil memenangkan pemilu 2021 ini — masyarakat Israel tidak memiliki harapan yang besar padanya.

Referensi:

Kershner, I. et al., 2021. “Israel election: Netanyahu falls short of majority amid vote count ends”, BBC, 23 Maret [Daring]. Dalam: https://www.bbc.com/news/world-middle-east-56504661 [Diakses pada 24 Maret 2021].

CNN Indonesia, 2021. “Pemerintahan Runtuh, Israel Gelar Pemilu ke-4 dalam 2 Tahun”, CNN Indonesia 23 Desember [Daring]. Dalam: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20201223105752-120-585559/pemerintahan-runtuh-israel-gelar-pemilu-ke-4-dalam-2-tahun [Diakses pada 24 Maret 2021].

CNN Indonesia, 2021. “Puluhan Ribu Warga Demo Tolak Netanyahu Jelang Pemilu Israrel”, CNN Indonesia, 21 Maret [Daring]. Dalam: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210321120150-120-620128/puluhan-ribu-warga-demo-tolak-netanyahu-jelang-pemilu-israel [Diakses pada 24 Maret 2021].

--

--

FPCI Airlangga
FPCI Airlangga

Written by FPCI Airlangga

FPCI Chapter Universitas Airlangga is a non-profit and political free organization focusing youth movement on foreign policy and international relation matters.

No responses yet