[Artikel Berita] Menelisik Upaya Global dalam Strategi Vaksinasi Covid-19

FPCI Airlangga
2 min readMar 22, 2021

--

Dhien Favian, Dzakiyah Aprillia, Ehren Dean, Reine Syifa Insyirah

Divisi Akademik — FPCI Chapter Universitas Airlangga

Pada akhir Februari 2021 Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengungkapkan bahwa Inggris akan keluar dari lockdown sebelum akhir bulan Juni 2021 (McGee, 2021). Hal tersebut didasarkan pada suksesnya pengeluaran besar-besaran Inggris dalam hal pengadaan vaksin. Kontrak terbesar vaksin Inggris yaitu pada kerjasama dengan pembuat obat Inggris-Swedia — Astra-Zeneca, yang vaksinnya dikembangkan melalui kemitraan dengan Universitas Oxford. Inggris sendiri adalah negara pertama yang menggunakan vaksin Astra-Zeneca untuk digunakan oleh seluruh masyarakat (McGee, 2021). keberhasilan program vaksinasi ini memberikan narasi positif bagi Boris Johnson. Namun di lain sisi, hal ini juga membawa kekhawatiran pada perseteruan publik antara Uni Eropa dan Inggris — pasca Inggris mengundurkan diri dari Uni Eropa, dalam menindaklanjuti bagaimana persiapan negara negara-negara di Uni Eropa yang tertinggal oleh Inggris (McGee, 2021).

Di Amerika Serikat, Johnson & Johnson (J&J) mengumumkan bahwa perusahaannya telah berhasil mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk vaksin Covid-19 dosis tunggal yang dikembangkan oleh J&J (BBC, 2021). FDA secara resmi telah menyetujui vaksin J&J untuk digunakan pada negara tersebut. J&J juga baru-baru ini mengumumkan pengajuan European Conditional Marketing Authorisation Application kepada European Medicines Agency dan mengajukan Emergency Use Listing (EUL) dengan WHO untuk kandidat vaksin COVID-19. Selain itu, pengajuan bergulir untuk kandidat vaksin Covid-19 dosis tunggal telah dimulai di beberapa negara di seluruh dunia (BBC, 2021)

PBB baru-baru ini mengungkapkan bahwa langkah yang tidak kalah penting untuk diupayakan adalah distribusi vaksin secara merata khususnya bagi negara-negara yang tergolong kesulitan dalam akses vaksin. Untuk itu, sejumlah Lembaga multilateral, seperti WHO, Global Vaccine Alliance and Immunization (GAVI), Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) berkolaborasi untuk membentuk inisiatif COVAX Facility untuk mendistribusikan vaksin secara merata (The Lancet, 2021).

Dalam pertemuan virtual peringatan 75 tahun pendirian PBB, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi memberi dukungan penuh atas inisiatif yang dilakukan oleh PBB untuk menekankan pentingnya akses vaksinasi bagi seluruh negara di dunia. Di Indonesia sendiri, vaksinasi Covid-19 telah mulai didistribusikan. Pencapaian luar biasa juga dicetak oleh Indonesia dengan hadirnya inisiatif Vaksin Merah Putih sebagai hasil kerja sama antara BUMN PT. Bio Farma dan Lembaga Eijkman Institute (Kementerian Luar Negeri, 2021)

Referensi:

The Lancet, 2021. “Access to COVID-19 Vaccines: Looking Beyond COVAX” [Daring] Dalam: https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(21)00617-6/fulltext [Diakses pada 17 Maret 2021].

BBC, 2021. “Johnson & Johnson Covid Vaccine: FDA Approves Single-shot jab” [Daring]. Dalam: https://www.bbc.com/news/world-us-canada-56226979 [Diakses pada 16 Maret 2021].

McGee, L., 2021. “Boris Johnson’s vaccine strategy gets another boost, while Europe confronts fresh problems” [Daring] Dalam: https://edition.cnn.com/2021/02/25/uk/boris-johnson-vaccine-eu-intl-gbr/index.html [Diakses pada 16 Maret 2021].

Kementerian Luar Negeri, 2021. “Menlu Retno Pimpin Pertemuan COVAX-AMC EG Bahas Distribusi Vaksin Multilateral” [Daring]. Dalam: https://kemlu.go.id/portal/id/list/berita/83/menlu-retno-pimpin-pertemuan-covax-amc-eg-bahas-distribusi-vaksin-multilateral [Diakses pada 17 Maret 2021].

--

--

FPCI Airlangga
FPCI Airlangga

Written by FPCI Airlangga

FPCI Chapter Universitas Airlangga is a non-profit and political free organization focusing youth movement on foreign policy and international relation matters.

No responses yet