[Artikel Berita] Eskalasi Krisis Myanmar: Panggilan terhadap Respon Internasional
Rayhan Amadheya Totokusumo & Jonathan Imanuel Misman
Divisi Akademik ㅡ FPCI Chapter Universitas Airlangga
Pada hari Senin 1 Februari 2021, pihak militer Myanmar (Tatmadaw) melakukan aksi kudeta dengan menangkap kepala pemerintahan Myanmar, Aung San Suu Kyi dan mendeklarasikan kondisi darurat dengan memutus akses telepon dan internet (Chapell & Diaz 2021). Sejak saat itu, warga Myanmar melakukan gerakan protes dan demonstrasi. Meski demonstrasi ini berawal dengan damai, serangan balasan dari Tatmadaw telah menyebabkan lebih dari 714 orang meninggal dan ribuan orang ditangkap serta disiksa, sehingga memaksa para demonstran untuk melindungi diri mereka dengan barikade dan bom asap (Goldman 2021). Amerika Serikat dan Selandia Baru sudah menerapkan sanksi terhadap para pemimpin militer Myanmar (Arora 2021). Beberapa pejabat PBB tingkat atas sudah mengecam tindakan kekerasan Tatmadaw dan mendorong dihentikannya tindakan impunitas tersebut (UN News 2021).
Namun, hingga minggu ini konflik di Myanmar ini tak kunjung reda. Perayaan tahun baru juga dibatalkan dan diganti dengan aksi protes. Pada tanggal 14 April, sebagai aksi untuk mengenang para korban yang telah jatuh dalam aksi demonstrasi, para aktivis di Myanmar melakukan “aksi serangan cat berdarah” dengan mengecat merah jalanan dan bangunan di kota-kota besar di Myanmar (Al Jazeera 2021). Di salah satu pinggiran kota Yangon, terdapat satu tulisan cat yang bertuliskan, “salam PBB, bagaimana kabarmu? aku harap kabarmu baik. Sedangkan untuk Myanmar, kami sedang sekarat”. Sementara itu, di Kota Mandalay, terdapat cat merah bertuliskan “berharap diktator militer kita gagal”, dan “runtuhkan era ketakutan”. Namun demikian, pihak Tatmadaw justru menambah puluhan dokter, selebriti, dan warga sipil ke dalam daftar penangkapan. Lebih dari 19 dokter dituntut karena dituduh mendukung gerakan demonstrasi (Al Jazeera 2021). Pada tanggal 15 April, Wai Moe Naing, salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam gerakan oposisi, dan Myo Nae, direktur dari Solidarity Trade Union of Myanmar, ditahan karena dianggap melawan Tatmadaw (Channel News Asia 2021).
Banyaknya korban dan penangkapan menunjukkan minimnya penghormatan terhadap hak asasi manusia. Hal ini mendorong sikap tegas dari Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), termasuk FPCI Chapter UNAIR untuk menolak segala bentuk penindasan. Hal ini tertuang dalam Joint Declaration of Southeast Asian People-to-People Region Hall on the Crisis in Myanmar, 8 April 2021. FPCI Chapter UNAIR ikut mendorong kembalinya demokrasi di Myanmar dan penghargaan hak asasi manusia.
Referensi
Al Jazeera, 2021. “‘Bloody paint strike’ in Myanmar as doctors charged over protests” [daring]. Tersedia dalam: https://www.aljazeera.com/news/2021/4/14/bloody-paint-strike-in-myanmar-as-doctors-charged-over-protests [diakses pada 16 April 2021].
Arora, A., 2021. “From US To New Zealand, Here’s How Countries Reacted To Myanmar’s Political Situation” Republicworld.com [daring] Tersedia dalam: https://www.republicworld.com/world-news/rest-of-the-world-news/from-us-to-new-zealand-heres-how-countries-reacted-to-myanmars-political-situation.html [diakses pada 16 April 2021].
Channel News Asia, 2021. “Myanmar security forces arrest prominent leader of anti-coup campaign” Channel News Asia [daring]. Tersedia dalam: https://www.channelnewsasia.com/news/asia/myanmar-coup-security-forces-arrest-prominent-campaign-leader-14627462 [Diakses pada 16 April 2021].
Chapell, B. and Diaz, J., 2021. “Myanmar Coup: With Aung San Suu Kyi Detained, Military Takes Over Government” NPR [daring]. Tersedia dalam: https://www.npr.org/2021/02/01/962758188/myanmar-coup-military-detains-aung-san-suu-kyi-plans-new-election-in-2022 [Diakses pada 16 April 2021].
Goldman, R., 2021. “Myanmar’s Coup and Violence, Explained” The New York Times [daring]. Tersedia di: https://www.nytimes.com/article/myanmar-news-protests-coup.html [Diakses pada 16 April 2021].
Joint Declaration of the Southeast Asian People-to-People Region Hall in the Crisis in Myanmar, 8 April 2021, Press release.
UN News, 2021. “Myanmar: Top UN officials condemn military’s ‘shameful, cowardly’ attacks on peaceful protesters” UN News [daring]. Tersedia dalam: https://news.un.org/en/story/2021/03/1088482 [Diakses pada 16 April 2021].