[Artikel Berita] Demonstrasi Diaspora Bangladesh di Geneva untuk Menekan Pengakuan Internasional Atas Kejadian ‘Genosida Bangladesh 1971’
Rayhan Amadheya Totokusumo — FPCI Chapter Universitas Airlangga
Pada tanggal 30 September, para diaspora orang Bangladesh di Eropa yang bergabung dalam organisasi bernama European Bangladesh Forum (EBF), mengadakan suatu protes di depan Gedung PBB di Geneva, dengan tujuan untuk menekan PBB sebelum sesi OHCHR ke-48nya untuk mengakui terjadinya Genosida di Bangladesh pada tahun 1971, yang dilakukan oleh Pakistan. Demonstrasi ini dilaksanakan seiring dengan kegiatan konferensi internasional berjudul ‘Pengakuan Genosida Bangladesh 1971’ yang dilaksanakan oleh kolaborasi antara EBF dengan Komisi Hak Asasi Manusia Bangladesh Switzerland, dengan bertempat di Geneva Press Club. Demonstrasi dan konferensi tersebut disiarkan secara langsung oleh saluran televisi dari Bangladesh, Ekattor Television & Somoy Television — dan dari Inggris oleh British Bangla News.
Kejadian Genosida yang disorot ini merujuk pada tindakan yang diambil Pakistan pada saat okupasi sembilan bulannya di Bangladesh, pada saat perang kemerdekaan Bangladesh antara tahun 1948 hingga 1971. Pasukan Pakistan saat itu diperkirakan telah membunuh sekitar tiga juta orang pejuang kemerdekaan, melakukan kekerasan seksual pada lebih dari dua ratus ribu wanita, dan memaksa sepuluh juta orang untuk menyeberangi perbatasan dan mencari perlindungan di India. Selain itu, Pakistan juga dituduh secara sistematis membantai para kaum intelektual dan profesional Bangladesh saat itu. Tindakan Pakistan tersebut cukup banyak didokumentasi saat itu, sehingga pada saat konferensi yang dilaksanakan EBF, ditampilkan satu film dokumenter berjudul ‘War Crimes 1971’, yang menyoroti penuh kejahatan perang yang dilakukan Pakistan saat itu.
Dalam demonstrasi dan konferensi, banyak juga tokoh-tokoh berpengaruh yang ikut, seperti anggota parlemen Eropa, Brando Benifei, anggota parlemen Inggris, Rushanara Ali, dan Wali Forum Strategi Kejahatan Internasional (ICSF), Rob Vreeken. Harry Van Bommel, mantan anggota Parlemen Belanda yang ikut berdemonstrasi berpendapat, “Jelas Pakistan memainkan peran yang sangat kotor dan sangat kejam. Maka saya berpendapat bahwa kejahatan ini harus diakui secara internasional oleh badan internasional…”. Beberapa juga menyorot kejahatan yang masih dilakukan Pakistan saat ini, contohnya Khailur Rehman, aktivis HAM asal Bangladesh, yang menyatakan, “Di Kashmir, di Sindh, masih ada genosida. Maka kita meminta agar Pakistan meminta maaf pada Bangladesh dan untuk PBB harus mengakui kejahatan ini secara internasional”. Cukup menarik untuk melihat ke depannya bagaimana dampak demonstrasi ini pada sesi pertemuan OHCHR berikutnya, dan bagaimana reaksi Pakistan terhadap konferensi ini.
Referensi
ANI, 2021. “Bangladeshi diaspora holds anti-Pakistan protest in Geneva, demands apology for ‘1971 genocide’”, ANI, 1 Oktober [daring]. Dalam https://www.aninews.in/news/world/asia/bangladeshi-diaspora-holds-anti-pakistan-protest-in-geneva-demands-apology-for-1971-genocidebangladeshi-diaspora-holds-anti-pakistan-protest-in-geneva-demands-apology-for-1971-genocide20211001154121/ [diakses 15 Oktober 2021].
ANI, 2021. “Recognition of 1971 Bangladesh Genocide”, ANI, 24 September [daring]. Dalam https://www.bignewsnetwork.com/news/271278527/recognition-of-1971-bangladesh-genocide [diakses 15 Oktober 2021].
Nigam, Aanchal, 2021. “Bangladesh Diaspora in Europe stage anti-Pakistan protest ober ‘1971 genocide’”, Republic World, 1 Oktober [daring]. Dalam https://www.republicworld.com/world-news/rest-of-the-world-news/bangladesh-diaspora-in-europe-stage-anti-pakistan-protest-over-1971-genocide.html [diakses 15 Oktober 2021].
Star Digital Report, 2021. “Int’l conference held in Geneva to recognise Bangladesh genocide”, The Daily Star, 1 Oktober [daring]. Dalam https://www.thedailystar.net/nrb/news/intl-conference-held-geneva-recognise-bangladesh-genocide-2188446 [diakses 15 Oktober 2021].